Sabtu 30 Januari 2010. Mutiara kata dan pepatah tentang cinta dan perkawinan Ubi caritas et amor, Deus ibi est. Kata bijak bahasa Latin ini berarti "Di mana ada cinta dan asmara, Allah ada di sana." Orang sering berpikir positif tentang cinta tetapi sebaliknya cenderung memandang negatif tentang asmara. Asmara sering dijuluki cinta monyet.
Sumberdata yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tulisan yang diambil dari buku Kato Pusako: Papatah, Patitih, Mamang, Pantun, Ajaran dan Filsafat Minangkabau (1999) yang memuat pepatah adat tentang perempuan di Minangkabau. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Ifyou're searching for pepatah tentang keluarga images information connected with to the pepatah tentang keluarga keyword, you have come to the ideal site. Our website frequently gives you suggestions for seeing the highest quality video and picture content, please kindly hunt and find more informative video articles and graphics that match
Andayang mencari tahu tentang pepatah minang mengucapkan terimakasih bisa membaca artikel berikut ini dengan seksama. Semoga bermanfaat. Cara Meluluhkan Hati Cowok yang Ditaksir cinta kepadanya. Untuk itu, langsung saja kamu simak berikut ini cara meluluhkan hati cowok yang ditaksir:
Katakiasan terhadap pemuda pumudi minang yang mempunyai ketenangan tetapi tegas dan bijaksana tentang ketangkasannya dan tinggi budinya. Ajaran adat minangkabau yang disusun oleh dt. Quote Nurhadi Aldo Kalau Orang Lain Bisa Kumpulan quote 7 pepatah suku minang yang jadi kunci sukses finansial di perantauan. Kata kata bijak urang minang. Kata kata pepatah minang sindiran
SebuahPepatah Minang berbunyi: Nana kuriak iyolah kundi (Yang burik ialah kundi) Nan merah iyolah sago (Yang merah ialah sega) Nan baiak iyolah budi (Yang baik ialah budi) Nan indah iyolah baso (Yang indah ialah basa basi) Menjaga lidah dan bahasa (perkataan) sangat penting.
dWXB2F. Merantau memang sudah menjadi bagian dari kehidupan orang minang sejak dulu. Para pemudanya dianjurkan pergi merantau karena belum memiliki peran penting di tengah keluarga. Selain itu, juga karena adanya tuntutan pada generasi muda untuk menambah pendidikan sambil mencari pengalaman hidup itulah, orang minang memiliki banyak pepatah-petitih yang dijadikan nasihat untuk kaum mudanya yang hendak berangkat ke negeri seberang. Siapa pun kamu, yang saat ini tengah menyandang predikat sebagai anak rantau, tujuh pepatah minang ini layak kamu resapi dan kamu gugu sebagai pelajaran dalam menjalani hidup di negeri orang. Simak yuk!1. Lauik sati, rantau batuah Laut sakti, rantau bertuah ini bermaksud mengingatkanmu bahwa laut yang akan kamu seberangi dan daerah rantau yang akan kamu tuju pastilah berbeda dengan daerah asal di mana kamu lahir dan besar. Ada aturan yang mesti kamu taati, ada pantangan yang tak boleh dilanggar dan ada keistimewaan yang mesti kamu hormati di daerah itulah, wajib bagimu untuk membekali diri dengan pengetahuan yang luas mengenai aturan hukum, aspek sosial dan bahkan adat istiadat yang berlaku di daerah itu. Mustahil kamu bisa menaklukkan perantauan jika kamu tidak membekali diri sejak awal. Menaklukkan bukan berarti mengalahkan, tapi bagaimana kelak kamu bisa berbaur secara baik dengan masyarakat Datang nampak muko, pai nampak pungguang Datang tampak muka, pergi tampak punggung itu adalah tamu di daerah rantaunya, dan sebagaimana seharusnya seorang tamu yang mesti sadar etika saat memasuki tempat orang, perantaupun harus tahu etika sebagai pendatang di negeri tokoh masyarakat setempat, perkenalkan dirimu, sampaikan maksud dan tujuanmu dan bersosialisasilah dengan tetangga barumu. Percayalah, lingkungan sosial di dunia nyata yang menerimamu dengan baik jauh lebih bermanfaat daripada ribuan follower-mu di dunia maya. Baca Juga 7 Keunikan Adat Minang yang Jarang Diketahui Orang, Bikin Kagum! 3. Bajalan paliharo kaki, mangecek paliharo lidah Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah ini merupakan ajaran untuk selalu bersikap hati-hati. Memelihara diri dari perbuatan sia-sia dan memelihara ucapan agar tidak ada orang lain yang tersakiti. Awali setiap tindakan dan perkataan dengan pertimbangan matang, dan setelah itu, bertanggung jawablah atas segala konsekuensi dari dalam pepatah ini sudah seharusnya menjadi pegangan manusia di mana pun ia hidup, bukan hanya di perantauan. Namun bagi kamu yang sedang hidup sebagai perantau, pertimbangan sebelum bertindak dan berucap mesti lebih Nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang baok bakawan Yang tua dihormati, yang kecil disayangi, sama besar atau seusia jadikan teman Inti dari pepatah ini adalah bersikap supel. Jika kamu seorang perantauan, wajib bagimu untuk bisa menempatkan diri dengan baik di lingkungan yang bukan hanya soal mencari materi berlimpah atau melanjutkan pendidikan demi selembar ijazah. Rugi jika kamu merantau hanya untuk dua hal itu. Jauh di atas itu semua, hidup di perantauan bisa memberimu keluarga baru, sahabat-sahabat baru serta pengalaman-pengalaman baru. Tapi itu semua tidak akan kamu dapatkan jika kamu tidak pintar dalam orang tua di sekitarmu, sayangi yang lebih kecil darimu dan hargai orang-orang seusiamu agar mereka bersedia menjadi teman Duduak marauik ranjau, tagak maninjau jarak Duduk meraut ranjau, berdiri meninjau jarak hukumnya bagi anak rantau bersikap malas. Kamu tidak sedang di rumah, tempat di mana selalu ada keluarga yang bersedia menyokong hidupmu bagaimanapun keadaanmu. Di perantauan kamu sendiri, kamu harus gigih berjuang demi kelangsungan hidup dan tercapainya membuang-buang waktumu seperti dinasehatkan dalam pepatah ini; duduk meraut ranjau, berdiri meninjau jarak. Maksudnya, tidak ada waktu yang boleh terbuang tanpa makna baik saat kamu sedang duduk maupun sedang kamu tidak sedang bekerja, kamu bisa menggunakan waktumu untuk belajar. Bahkan, hanya dengan mengamati dinamika sosial dan fenomena kehidupan di sekitar, tetap akan ada pelajaran yang bisa kamu petik. Pelajaran yang bisa membuatmu makin “berisi” dengan berbagai kebijaksanaan hidup. Agar hidupmu selama di perantauan tidak Indak kayu janjang dikapiang Tidak ada kayu tangga dibelah anak rantau kamu harus bisa bersikap cerdik, alias banyak akal. Jangan langsung berputus asa saat suatu masalah menghampiri hidupmu. Tuhan tidak memberikan ujian hidup tanpa solusi. Tinggal bagaimana kamu bisa menempa dirimu sebagai seorang problem solver untuk hidupmu juga dalam usaha mencari rezeki. Ada banyak usaha yang bisa kamu geluti, ada banyak jalan yang bisa kamu tempuh. Berpandai-pandailah dalam memanfaatkan setiap peluang dan gunakan semua modal dan kemampuanmu dalam mewujudkan cita-cita yang kamu impikan. Seperti pepatah di atas, jika tidak ada kayu, tanggapun bisa kamu belah asalkan perjalananmu tidak Satinggi-tinggi tabangnyo bangau, pulangnyo ka kubangan juo Setinggi-tinggi terbangnya bangau, pulangnya ke kubangan juga adalah tentang meninggalkan sejenak kampung halaman untuk memperjuangkan harapan akan hidup yang lebih baik dan mencari pengalaman yang lebih banyak. Meninggalkan keluarga yang akan selalu menyertaimu dengan doa. Karena itulah, seindah apapun negeri orang yang kamu tinggali sekarang, jangan lupa untuk pulang. Kepulanganmu akan menjadi semacam kompensasi atas rindu orangtua dan keluarga yang sudah lama kepulangan karena kehadiran tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh video call. Manfaatkan waktumu di rantau sebaik-baiknya, jadilah “seseorang”, pelajari banyak keahlian, luaskan wawasan dan mapankan dirimu secara financial. Agar kelak, kepulanganmu akan menjadi momen yang membahagiakan untuk keluarga tujuh di antara begitu banyaknya pepatah minang yang bisa kamu jadikan bekal dalam berfikir, bersikap dan bertindak selama hidup di perantauan. Semoga memberikan manfaat dan kamu bisa menjadi anak rantau yang sukses! Baca Juga 7 Peribahasa Sunda yang Mempunyai Arti sebagai Sindiran IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Peribahasa Tentang Cinta Pepatah Tentang Cinta Peribahasa Kata Cinta Peribahasa dan Artinya Makna Peribahasa Ada uang abang sayang, tak ada uang abang ditendang Artinya Cinta seorang perempuan yang tidak sepenuh hati, cintanya hanya karena uang atau harta. Seperti ayam gadis bertelu Artinya Anak gadis yang sedang dilanda asmara. Anak perempuan yang sedang jatuh cinta. Badan dapat dimiliki, hati tak dapat dimiliki Artinya Seorang wanita yang tidak mencintai suaminya karena cintanya masih terpaut pada sang kekasih gambaran seorang wanita yang dikawinkan paksa dengan lelaki yang tidak dia cintai. Dibakar tak berapi Artinya Menaruh cinta tidak dengan sebenarnya Cinta tak berbalas Artinya Cinta sepihak Sepuluh bintang bertabur, bolehkan sama dengan bulan satu Artinya Kalau sudah terlanjur jatuh cinta, tak akan bisa mencintai orang lain meski orang itu lebih sempurna dibanding orang yang dicintainya. Cinta segitiga Artinya Kisah cinta antara tiga orang yang salah satu tidak mencintai orang di antaranya. Cinta itu buta Artinya Jika orang sedang jatuh cinta, tak akan perduli apa kata orang. Pucuk dicinta ulam tiba Artinya Yang diharapkan datang keinginannya terkabulkan Bagai anak dara mabuk andan Artinya Seorang gadis yang mencintai seorang laki-laki pasti akan mendatanginya. Edan kasmaran Artinya Gila karena cinta Seperti laba-laba cinta pada telurnya Artinya Kasih sayang orang tua pada anak begitu dalam. Mabuk di enggan lalu Artinya Mencintai seseorang yang baru saja dikenalnya. Pucuk dicinta ulam tiba Artinya Mendapatkan keuntungan lebih dari apa yang diharapkan. Sokong membawa rebah Artinya Seseorang yang tega mencelakakan orang yang dicintainya. Seperti sayur tak berbumbu Artinya Sesuatu yang hambar rasanya hubungan rumah tangga yang tidak saling mencintai satu sama lain. Menanggung rindu Artinya Menaruh cinta kasih Bertepuk sebelah tangan Artinya Cintanya hanya sepihak Related postsWangsalan Bahasa Cirebon Contoh Pantun Bahasa Cirebon, IndramayuKebudayaan Cirebon – Sejarah, Ciri, Jenis, dan ContohContoh Pidato Bahasa Cirebon Pendidikan, Sekolah, Perpisahan, Kemerdekaan225 Kata Kata Ucapan Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2022 HGN 2022 Lengkap, Mulai dari Quotes, Puisi, Sampai Gambar Kartu Ucapan Selamat Hari Teka Teki Malaysia dan Jawapan, Haiwan, Manusia, Kenderaan, Buah Buahan, Makanan, Matematik, Tumbuh Tumbuhan dan Lain LainPenghasilan Media Online Nasional dan
Entah mengapa dalam bertutur kata orang-orang Minang senang menggunakan kata-kata kiasan. Berkias dalam adat Minang, menunjukkan ketinggian budi dan bahasa seseorang. Meski kata-kata kiasan biasa digunakan dihadapan orang banyak biliak gadang, namun tak jarang pula kata-kata ini digunakan dalam pembicaraan privat biliak ketek, misalnya ketika hendak menyindir atau menegur seseorang. Hidupnya penggunaan kata-kata kiasan, mungkin dikarenakan adanya semacam kewajiban bagi orang Minang untuk mengetahui “kata yang empat” kato nan ampek. Kata yang empat disini maksudnya adalah empat cara berkomunikasi kepada orang lain, yang dibagi menjadi kata melereng, kata mendaki, kata mendatar, serta kata menurun. Kata melereng biasa digunakan ketika hendak berbicara dengan besan, semenda, ipar, atau orang yang tak begitu akrab. Kata mendaki kepada orang tua atau ninik mamak, kata mendatar kepada kawan sepermainan, sedangkan kata menurun kepada adik, anak-kemenakan, atau orang yang lebih kecil. Pada kata melereng dan kata mendaki inilah biasanya banyak digunakan kata-kata kiasan. Bermain dengan kata-kata, memang sudah menjadi kebiasaan orang Minang. Bahkan dalam acara seremonial, seperti perkawinan atau bertegak penghulu, permainan kata-kata bisa dilakukan lebih dari satu jam. Bagi orang yang memahami kiasan atau pepatah khas Minang, hal ini tentu sangat menarik. Karena disana ia akan melihat bagaimana lihainya seseorang dalam berpetatah-petitih. Namun untuk orang yang tak mengetahuinya, mendengar prosesi ini akan terasa membosankan. Budaya berbahasa dengan menggunakan kiasan, ternyata tak dimonopoli oleh orang Minang saja. Dalam budaya Anglo Saxon Inggris-Amerika, kita juga mengenal adanya istilah idiom. Mungkin Anda sering mendengar frasa “go the extra mile”, “a blessing in disguise”, “hit the nail on the head”, atau ungkapan “don’t judge book by its cover” yang kalau diartikan secara harfiah maknanya akan berbeda. Dalam budaya Nusantara lainnya, kita juga menemukan adat istiadat yang serupa. Pada budaya Jawa misalnya, kita mengenal istilah pasemon. Atau pada adat Sunda, ada yang namanya sisindiran. Berbeda dengan kedua budaya tersebut yang menggunakan bahasa halus krama dan bahasa kasar ngaka, kiasan pada budaya Minang tak mengenal tingkatan itu, kiasan pada adat Minang juga memiliki beberapa ciri. Ciri yang umum, biasanya mengalegorikan seseorang dengan alam sekitar. Misalnya pada pepatah “Bia kaniang baluluak, asa tanduak manganai”. Pada pepatah ini seseorang diumpamakan seperti kerbau. Ciri yang lain adalah adanya kata yang saling berlawanan. Misalnya pada pepatah yang sudah terkenal ”Dima bumi dipijak, disitu langik dijunjuang”, disini ada lawan kata antara bumi dan langit, serta dipijak dan dijunjung. Ciri khas lainnya adalah penggunaan kata yang bertentangan. Seperti pada kiasan “Taimpik dak di ateh, takuruang dak di lua”, dimana tak mungkin orang yang terhimpit ada di atas, serta terkurung ada di luar. Dalam tulisan kali ini, ijinkan kami untuk menyajikan kata-kata kiasan Minang populer, yang beberapa diantaranya bahkan telah diserap sebagai bagian dari kekayaan sastra nasional. Berikut 50 kata kiasan atau pepatah Minang populer Pandai baminyak aia Pandai berminyak air Orang yang pandai mencari muka, bisa juga diartikan dengan orang yang pandai bergaul Manembak di ateh kudo Menembak di atas kuda Orang yang mengambil keuntungan dari jerih payah orang lain Mangapik daun kunik Mengepit daun kunyit Orang yang suka membanggakan dirinya sendiri Mambangkik batang tarandam Membangkit batang yang terendam Mengembalikan kejayaan/kehormatan yang sudah hilang Taimpik dak di ateh, takuruang dak di lua Terhimpit hendak di atas, terkurung hendak di luar Orang yang mau enaknya sendiri, atau dimasyarakat Minang dikenal sebagai orang galir. Dalam konotasi positif bisa pula diartikan Seseorang yang lihai Dangaan kecek urang, laluan kecek awak Dengarkan pendapat orang, lalukan pendapat kita Orang yang mengiyakan perkataan lawan bicaranya, meskipun dia tak menyetujuinya Tau rantiang nan ka mancucuak, tau dahan nan ka maimpok Tahu dengan ranting yang akan menusuk, tahu dengan dahan yang akan menimpa Orang yang selalu mawas diri. Dia menyadari salah benarnya setiap pekerjaan yang dilakukan Alun rabah lah ka ujuang, alun pai lah babaliak, alun dibali lah bajua, alun dimakan alah taraso Belum rebah sudah ke ujung, belum pergi sudah kembali, belum dibeli sudah dijual, belum dimakan sudah terasa Hidup harus mempunyai visi dan berpikir jauh ke depan Alun takilek alah takalam Belum bersinar sudah terkelam Sudah tahu apa yang akan didapat sebelum hal itu terjadi Lamak dek awak, katuju dek urang Kita senang, orang lain-pun setuju Tenggang rasa dengan orang lain Tatungkuik samo makan tanah, tatilantang samo minum aia Tertungkup sama makan tanah, terlentang sama minum air Setia dengan kawan seperjuangan Sakali aia gadang, sakali tapian barubah Sekali air besar, sekali tepian berubah Kejadian atau peristiwa besar yang terjadi, bisa mengubah segalanya. Bisa pula diartikan Kebijakan yang diambil seorang pemimpin, bisa mengubah nasib rakyatnya Anak dipangku, kamanakan dibimbiang Anak dipangku, kemenakan dibimbing Sebagai seorang laki-laki memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak sekaligus membimbing kemenakan Dima bumi dipijak, disitu langik dijunjuang. Dima rantiang dipatah, disitu aia disauak Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Dimana ranting dipatah, disitu air disauk Menyesuaikan tingkah laku dan kebiasaan dengan adat istiadat setempat Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati Alu tersandung patah tiga, semut terpijak tidak mati Orang yang bertindak tegas dan bijaksana. Dalam mengambil keputusan, semua persoalan selesai tanpa ada orang yang berkeberatan. Dalam pepatah lainnya bisa pula disebut “Bak maambiak rambuik dalam tapuang, rambuik taambiak tapuang ndak baserak” Ibarat mengambil rambut dalam tepung, rambut terambil tepung tak berserak Bak si bisu barasian, takana lai takatokan tido Seperti si bisu sedang bermimpi, teringat iya, terucapkan tidak Seseorang yang tak sanggup mengatakan kebenaran, dikarenakan ketakutan atau ketidakyakinan dalam dirinya Minyak abih, samba tak lamak Minyak habis, sambal tak enak Sudah banyak biaya yang dikeluarkan, tapi hasil yang didapat tak memuaskan Lah basuluah matohari, lah bagalanggang mato rang banyak Sudah bersuluh matahari, sudah bergelanggang mata orang banyak Suatu perkara yang sudah terang benderang dan diketahui orang banyak Jauah jalan banyak diliek, lamo iduik banyak diraso Jauh jalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasa Semakin lama hidup, akan semakin banyak pengalaman yang didapat Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakaik Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat Kesepakatan bersama dicapai melalui mufakat Adaiak rang mudo manangguang rindu, adaiak tuo manahan ragam Adat anak muda menahan rindu, adat orang tua menahan ragam Sudah lumrah anak muda memiliki idaman, sudah lumrah orang tua menahan ragam perilaku pasangannya Aia diminum raso duri, nasi dimakan raso sakam Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam Orang yang sedang menanggung derita batin Katiko ado ditahan, lah ndak ado baru dimakan Ketika ada ditahan, sudah tak ada baru dimakan Berhematlah ketika sedang memiliki, sehingga ada simpanan yang bisa dimanfaatkan ketika mengalami kesulitan Duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang Duduk sendiri bersempit-sempit, duduk bersama berlapang-lapang Persoalan akan terasa susah jika diselesaikan sendiri-sendiri, namun akan lebih mudah jika diselesaikan bersama-sama Nan buto paambuih lasuang, nan pakak palapeh badia, nan lumpuah paunyi rumah, nan kuaik pambaok baban, nan binguang disuruah-suruah, nan cadiak lawan barundiang Yang buta peniup lesung, yang pekak pelepas bedil, yang lumpuh penunggu rumah, yang kuat pembawa beban, yang bingung kurang berakal disuruh-suruh, yang cerdik kawan berunding Semua orang ada fungsinya dan bisa berkontribusi di masyarakat Bia kaniang baluluak, asa tanduak manganai Biar kening berlumur lumpur, asal tanduk mengenai musuh Biarpun harus bersusah payah, asalkan tujuan bisa tercapai. Dalam konotasi negatif bisa pula diartikan Orang yang menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai Kato dahulu kato sabana, kato kudian kato bacari Kata yang pertama kata yang sebenarnya, kata yang kedua kata yang dicari Ucapan pertama seseorang adalah ucapan yang sebenar-benarnya, kalau ia merevisi ucapannya itu hanya suatu pembenaran yang dicari-cari Indak rotan akapun jadi, indak kayu janjang dikapiang Tidak ada rotan akarpun jadi, tidak ada kayu jenjang dikeping Dalam mengusahakan sesuatu, kita harus maksimal dan tak boleh kehilangan akal Tau ereng jo gendeng, tau raso jo pareso Tahu yang terjal dan yang miring, tahu rasa dan periksa Orang yang mempunyai perasaan dan pemikiran yang dalam, sehingga ia tak mau bertindak gegabah Manyauak di ilia-ilia, bakato di bawah-bawah Menyauk di hilir-hilir, berkata di bawah-bawah Sifat rendah hati dan tidak menyombongkan kemampuannya Ka bukik samo mandaki, ka lurah samo manurun Ke bukit sama mendaki, ke lurah sama menurun Suatu pekerjaan yang dikerjakan atas keinginan dan kemauan bersama Anyuik labu dek manyauak, hilang kabau dek gubalo Hanyut labu karena menyauk, hilang kerbau karena digembalakan Karena mengerjakan yang kurang penting, pekerjaan yang lebih penting malah tertinggal Satinggi-tinggi tabang bangau, baliaknyo ka kubangan juo Setinggi-tinggi terbangnya bangau, pulangnya ke kubangan jua Sejauh-jauh orang merantau, kembalinya ke kampung jua Musuah pantang dicari, basuo pantang diilakkan Musuh pantang dicari, kalau bersua pantang dielakkan Jangan pernah mencari musuh, namun jika ada yang mengusik tak boleh didiamkan Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah Belajar ke yang menang, mencontoh ke yang sudah Belajar kepada orang yang berhasil, dan mengambil hikmah dari orang yang gagal Cakak abih, silek takana Kelahi selesai, silat baru teringat Orang yang baru menyadari kesalahannya, setelah bencana menimpa dirinya Bajalan paliharo kaki, bakato paliharo lidah Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah Dalam berbicara atau bertingkah laku harus senantiasa menjaga adab Datang nampak muko, pai nampak pungguang Datang nampak muka, pergi nampak punggung Ketika hendak datang memberi tahu, ketika akan pulang meminta izin. Adab seseorang dalam bertamu Sabana makan katan indak bakarambia Seperti makan ketan yang tak berkerambil Seseorang yang tak mendapatkan pelayanan yang baik Bak abu di ateh tunggua Seperti abu di atas tunggul Kedudukan seseorang yang lemah dalam sebuah masyarakat. Biasanya untuk menggambarkan kedudukan semenda dalam keluarga istrinya Bak kudo palajang bukik, umpamo gajah paangkuik lado Seperti kuda pelajang bukit, umpama gajah pengangkut lada Suatu pekerjaan yang dilakukan secara bersama, namun orang yang berjasa tidak mendapatkan penghargaan sewajarnya Bak kabau dicucuak hiduang, umpamo langau di ikua gajah Seperti kerbau dicucuk hidung, umpama langau di ekor gajah Orang yang selalu mengikuti perkataan/perintah orang lain Bak bagantuang di aka lapuak, bak bapijak di dahan mati Seperti bergantung di akar yang lapuk, seperti berpijak di dahan yang mati Seseorang yang menggantungkan nasibnya kepada orang yang lemah baik secara ekonomi ataupun pemikiran Bariak tando tak dalam, bakucak tando tak panuah Beriak tanda tak dalam, berguncang tanda tak penuh Orang yang besar mulut, biasanya tak mengetahui banyak hal Barundiang siang caliak-caliak, barundiang malam agak-agak Berunding siang lihat-lihat, berunding malam diagak-agak Berbicara penuh hati-hati, jangan sampai menyinggung orang lain Gabak di ulu tando ka hujan, cewang di langik tando ka paneh Awan hitam di hulu tanda kan hujan, cerah di langit tanda kan panas Bisa membaca situasi dan mengantisipasi keadaan yang akan terjadi Condong mato ka nan rancak, condong salero ka nan lamak Condong mata ke yang indah, condong selera ke yang enak Sudah fitrah manusia senang melihat yang bagus-bagus/indah-indah dan menyukai yang enak-enak Gadang jan malendo, cadiak jan manjua Besar jangan melanda, cerdik jangan menjual Ketika berkuasa jangan sewenang-wenang, jangan menindas yang lemah, jangan mempermainkan yang bodoh Jalan dialiah dek urang lalu, cupak dipapek dek rang manggaleh Jalan dialihkan oleh orang lewat, cupak dipepat oleh penggalas Adat istiadat yang secara tak sadar telah berubah karena masuknya budaya luar. Bisa juga diartikan Ekonomi anak negeri yang mulai melemah karena datangnya pengusaha dari luar Basilang kayu dalam tungku, mangko api ka hiduik Bersilang kayu dalam tungku, maka api akan hidup Silang pendapat yang terjadi, bisa menghasilkan kesepakatan terbaik
Jika kamu adalah seorang pecinta sastra bahasa dan memiliki ketertarikan yang tinggi pada penggunaan kalimat-kalimat penuh makna, maka Kumpulan Pepatah Minang dan Artinya oleh Senipedia di bawah inilah yang sedang kamu cari. Kenapa harus dari Minang? Ya, karena Suku Minangkabau sejak dulunya memiliki segudang pujangga yang mampu merangkai kata-kata khiasan penuh makna, sehingga terkumpullah pepatah dan Petitih Minang yang dikenang dari masa ke masa. Meski masih banyak yang belum menyadari, namun nyatanya segenap Peribahasa Minang sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bersosial, berinteraksi dengan sesama dan sebagai acuan dalam hidup. Banyak sekali Pepatah Minangkabau yang juga diselipkan dalam lirik-lirik lagu daerah Sumatera Barat, begitu pula pada naskah ketika menampilkan kesenian teater modern. Sehingga, nilai yang terkandung begitu syarat akan nasehat dan himbauan. Nah, untuk itulah, disini Senipedia telah sajikan untuk kamu semua, mengenai Koleksi Pepatah Minang dan Maknanya secara lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa diambil pesan yang terdapat dalam tiap-tiap untaian yang ada. Check this out… Pepatah Minang Tentang Agama Agama merupakan suatu kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Tuhan, serta pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia. Menerapkan prinsip dan aturan keagamaan dalam diri akan membawa seseorang pada tingkat yang tinggi, baik di mata Tuhan maupun manusia. Berikut, beberapa peribahasa Minang tentang Agama dan artinya, yang kental akan nuansa islami serta pendekatan diri kepada Sang Pencipta. Silakan disimak dan hayati baik-baik “Panakiak pisau sirauik, ambiak galah batang lintabuang, salodang ambiak ka niru, Nan satitiek jadikan lauik, nan sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadi guru.” Artinya Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita selaku manusia dituntut untuk mampu berpikir, menggunakan akal dan pikiran serta logika kita dalam merenungi apa yang ada di langit dan bumi ini, Kemudian bersyukur atas apa yang kita raih. Kita harus mampu memetik setiap pelajaran dari apa yang kita raih, lihat dan alami, serta menyadari bahwa semuanya tak luput dari kehendak Allah SWT, selaku pengatur alam ini. Untuk itu, jagalah bumi dan seisinya dari kehancuran dan keserakahan. “Kamanakan barajo ka Mamak, Mamak barajo ka Pangulu, Pangulu barajo ka Mufakat, Mufakat barajo ka alua jo patuik, alua jo patuik barajo ka nan bana, nan Bana. Nan Bana badiri sandirinyo.” Artinya Ilmu mengalir secara turun-temurun, seseorang akan meraih beragam ilmu dari orang yang lebih tahu. Pada kalimat “Nan Bana badiri sandirinyo.” Tergambar jelas bagaimana Islam menjadi sumber terakhir dari segala ilmu. Kehadiran Islam ditengah-tengah masyarakat Minangkabau berhasil dijadikan pedoman dalam menjalani hidup. Kita harus menyadari keesaan Allah SWT, tak ada hukum dan hakikat yang lebih selain dari-Nya. “Duduak samo randah, tagak samo tinggi, Basilang api di tungku di sinan makonyo masak, Kapalo samo ba bulu pandapek ba lain-lain, Gajah mati maninggakan gadiang, Harimau mati maninggakan baliang, Manusia mati maninggakan namo, ditinggikan sarantiang didaulukan salangkah, rajo alim rajo disambah, rajo zalim rajo di sanggah.” Artinya Dari kalimat pertama yakni “Duduak samo randah, tagak samo tinggi,” menjelaskan bahwa derajat tiap-tiap manusia sejatinya adalah sama, yang membedakan hanya ketakwaan dan keimanannya kepada Allah SWT. Sedangkan pada kalimat “Kapalo samo ba bulu pandapek ba lain-lain,” mengisyaratkan bahwa bermusyawarah adalah jalan terbaik dalam memecahkan suatu hal. Karena meski setiap manusia sama, namun pendapat terhadap suatu masalah akan berbeda. Maka, selesaikan secara demokratis. Sedangkan di kalimat terakhir, kita sebagai manusia juga dituntut untuk mampu memilih seorang pemimpin yang alim, taat beragama, takut dan bertaqwa kepada Allah. Bukan dipimpin oleh seorang penguasa yang zalim, yang akhirnya akan berujung pada keburukan. “Anak urang kampuang ilalang, nak lalu ka kampuang baso, Malu jo sopan kalau ilang, Abihlah raso jo pareso.” Artinya Dari pepatah Minang di atas, bisa kita tarik makna bahwa sifat sopan santun dan rasa malu sangat perlu untuk dijaga dan ditanamkan dalam diri masing-masing manusia, terutama dalam bergaul dan bersosial. Karena jika rasa malu serta sopan dan santun tersebut hilang, maka rasa arogan dan tak mau menghormati akan berkobar dalam diri, sedangkan perilaku tidak terpuji seperti ini dibenci manusia dan tidak disukai oleh Allah SWT. “Lamo hiduik banyak di raso, jauah bajalan banyak di liek, Jiko iman kurang di dado, disiko umat mangko ka sasek.” Artinya Dalam pepatah di atas, kita dianjurkan untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kita kepada Allah. Karena jika sampai hilang, maka kesesatan dalam hidup akan kita jumpai. “Buang siriah buang bidak, buang puluik buang tingkalang, kato nan bana dipatidak, sandi iman nan nyato kurang.” Artinya Jangan pernah menjadi seseorang yang gemar berdusta, sebab kedepannya kita akan menjadi orang yang memiliki sendi keimanan yang kurang bahkan hilang. Otomatis, hidup tidak akan berkah lagi. “Banyak gunonyo tujuan Shalat, untuak malarang keji jo mungka, iduik salamaik dunia akhiraik, badan sehat pikiran bana.” Artinya Pepatah Minangkabau yang satu ini mengajarkan kepada kita untuk selalu menunaikan ibadah shalat kapanpun dan dimanapun kita berada, karena telah menjadi kewajiban setiap umat Islam. Selain mendapatkan pahala dan semakin dekat kepada Allah SWT, mengerjakan ibadah shalat juga akan menghindari perbuatan keji dan mungkar, serta menyelamatkan hidup di dunia dan akhirat. “Dituruik parentah Allah, dipakai kato kabulatan, kok syarak tauhidullah, kok adaik lah taambun jantan.” Artinya Sebagai pemeluk agama Islam, hendaklah kita senantiasa engerjakan semua perintah dan ajaran didalamnya, serta menjaga diri dari apa-apa yang dilarang padanya. Jangan menjadi orang yang hanya mempunyai status Islam, namun tak mengamalkannya dengan baik. “Dirikan shalat taruih manaruih, jikok sakik ado aturan, iduik baulemu baama tuluih, sumbayang subuah jadi didikan.” Artinya Peribahasa Minang di atas mengisyaratkan kepada kita untuk senantiasa mendirikan ibadah shalat, bahkan ketika kita dalam keadaan sakit. Islam itu memudahkan, jika sakit maka diberi kelonggaran dalam melaksanakannya. “Capek kaki ringan tangan, capek kaki indak panaruang, ringan tangan bukan pamacah.” Artinya Petitih di atas menjelaskan tentang sifat pemuda-pemudi yang terpuji dan dikehendaki oleh Adat dan agama di Minangkabau, yakni tangkas dan kesatria tetapi tidak melampaui kesopanan. === Setiap manusia yang menjalani kehidupan di muka bumi ini, tidak akan bisa tanpa adanya bantuan dari orang lain. Itulah mengapa manusia disebut sebagai makhluk Monodualisme makhluk sosial. Begitu pula peran orang lain yang sangat besar, terutama dalam memberi nasihat, arahan yang baik, ajakan ke jalan yang benar dan lain-lain. Itu semua juga tertuang dalam Pepatah Minang tentang kehidupan di bawah ini “Kato manti kato baulang, dubalang kato mandareh, jauah hari pandai batenggang, nan singkek dapek diulehnyo.” Artinya Setiap manusia harus mampu mencari jalan keluar dari setiap masalah hidup yang menimpanya, baik masalah kecil maupun besar. Serta menyadari bahwa masalah akan selalu ada selagi kita masih hidup di dunia ini. “Kateh nyatolah sapucuak, kabawah nyatolah saurek.” Artinya Peribahasa di atas mengisyaratkan kepada kita semua untuk senantiasa bermufakat dan bermusyawarah dalam memecahkan segala bentuk masalah, sehingga tiap-tiap bisa mengajukan argumen dan pendapat untuk kemudian dipertimbangkan bersama. “Jan duo kali urang tuo kahilangan tungkek, jan duo kali pisang babuah, indak tamakan lai dek baruak”. Artinya Sebagai manusia, kita memang tidak akan luput dari kesalahan. Namun harus meyakinkan diri untuk tidak melakukan kesalahan yang sama sebanyak dua kali. Jadikan setiap kesalahan sebagai pelajaran untuk berubah ke arah yang lebih baik. “Dahulu rabab nan batangkai, kini lagundi nan baguno, dahulu adaik nan bapakai, kinilah pitih nan paguno.” Artinya Kalimat di atas sebenarnya adalah sindiran untuk keadaan sekarang ini, dimana uang lebih berpengaruh besar daripada apapun, sehingga adat-pun dilupakan. Untuk itu, teruslah berjuang mempertahankan adat dan budaya di daerahmu. “Dipahaluih andai rundiang, dipabanyak ragam kecek, dipagadang tungkuih rabuak padi dikabek jo daunnyo.” Artinya Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengajak orang-orang yang keras kepala ke arah yang baik, bukan kekerasan atau paksaan, tapi salah satunya ialah dengan menunjukkan sikap-sikap kebijaksanaan kepadanya. “Senteang bilai mambilai, panjang karek mangarek.” Artinya Sebagai manusia sosial, hendaklah kita senantiasa memberi pertolongan, bantuan dan kasih sayang kepada sesama manusia, dan juga memberi nasihat serta arahan yang baik jika seseorang sudah terlanjur membuat kesalahan. “Sakalam kalam hari sabuah bintang bacahayo juo.” Artinya Dalam suatu kaum / masyarakat, jika telah banyak yang menyimpang dari ajaran adat yang berlaku, maka hendaklah ada seseorang yang mengubahnya kembali ke sedia kala, jangan biarkan keseluruhan orang bersama jatuh dalam lubang kesesatan. “Sabanta sakalang hulu, salapiak sakatiduran.” Artinya Pepatah bahasa Minang di atas menjelaskan kepada kita bahwa dalam hidup, sangat diperlukan yang namanya sahabat, dialah yang akan mendukung dan mendorong kita ketika dalam posisi sulit, serta menemani kita merasakan kebahagiaan bersama. “Satali pambali kumayan, sakupang pambali katayo, sakali lancuang kaujian, salamo hiduik urang indak picayo.” Artinya Dalam bergaul, hendaklah manusia itu selalu bersikap jujur dan adil kepada sesamanya. Karena jika ketahuan berbohong, maka sampai kapanpun orang-orang tidak akan mau percaya lagi, atau menaruhkan amanah apapun kepadanya. “Syarak banamo lazim, adat nan banamo kewi, habih tahun baganti musim, buatan nan usah diubahi.” Artinya Sebesar apapun masalah dan sesulit apapun keadaan yang menimpa, hendaklah diselesaikan dengan cara bermusyawarah. Lalu, keputusan bersama yang diambil harus dijalankan dan jangan diubah-ubah. === Pepatah Minang Tentang Pemimpin Menjadi seorang pemimpin artinya seseorang telah diberikan amanah, kepercayaan, tanggung jawab dan wewenang besar untuk memanejemeni Mayoritas elemen dalam masyarakat. Dengan kata lain, pemimpin menjadi orang yang diutamakan. Dalam rangka memilih seorang pemimpin, yang kedepannya akan menjadi seseorang yang dipercaya dan diberi tugas besar, maka masyarakat hendaklah mampu memilah dan mempertimbangkan berbagai hal sebelum menentukan pilihannya. Di ranah Sumbar, banyak sekali Pepatah Minang memilih pemimpin, karena profesi yang satu ini memiliki hubungan yang erat dan sensitif terhadap unsur kemanusiaan dan keagamaan. Berikut, beberapa diantaranya “Kasudahan adaik kabalairungan, kasudahan gadang di panghulu, mamak kapalo kaum dalam koroang, mamaliharo kaum kaganti hulu.” Artinya Peribahasa di atas mengibaratkan bahwa seorang pemimpin itu ibarat pengembala, dia mengawasi tentang apa yang digembalakannya, dan bertanggung jawab terhadap gembalanya kepada manusia dan Tuhan. “Kok janiah indak balunau, kok putiah indak bakuman, hati nan karuah dimaso lampau lah janiah ditimpo bana.” Artinya Pemimpin yang adil akan menciptakan rasa cinta dan kepercayaan di dalam hati semua rakyatnya, serta mampu membersihkan segala bentuk kekacauan dan kekeruhan yang timbul ditengah-tengah masyarakat sosial. “Kalau kulik manganduang aia, lapuak nan sampai kapangguba, rusaklah tareh nan didalam. Kalau panghulu bapaham caia, jadi sampik alam nan leba, lahia bathin dunia tanggalam.” Artinya Seorang pemimpin / penghulu itu diwajibkan memiliki pendirian yang kokoh, sikap tegas dan terpuji. Karena jika tidak, bisa dikatakan gagal dan lama kelamaan masyarakatnya berada diambang kehancuran. “Kabalai bajanjang aka, kanaiak jalan bapintu, kalau pandai bamain aka, nan gaib dalam itu.” Artinya Kecerdasan dan kepandaian seorang pemimpin sangat dituntut selama mengayomi masyarakat, agar melahirkan banyak rencana kedepan yang baik, serta pemikiran yang mampu mensejahterakan masyarakatnya. “Katigo kato dahulu, nan baiak elok batapati, misa tawalak kapanghulu, kabek arek buhuanyo mati.” Artinya Seorang pemimpin harus benar-benar menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, serius dan penuh keikhlasan. Juga harus sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. “Kato manti kato baulang, kato alim kato hakikat, tagak di adat mangupalang, lipek pakaian jo mufakaik.” Artinya Peribahasa Minang di atas menjelaskan bahwa adanya pilihan untuk menyerahkan tonggak kepemimpinan kepada orang lain yang juga dipercaya, bila dirasa sudah tidak mampu untuk mengemban amanah tersebut. “Kamanakan barajo mamak, mamak barajo panghulu, panghulu marajo kamufakat, mufakat barajo ka nan bana, bana manuruik alua jo patuik.” Artinya Dalam sebuah struktur organisasi kepemimpinan di masyarakat, pemimpin tertinggi yang menjadi tampuk adalah kebenaran yang sesuai dengan adat dan budaya yang berlaku, seiring alur dan yang patut. “Kamudiak saantak galah, kailia sarangkuah dayuang, sakato lahia jo bathin, sasuai muluik jo hati.” Artinya Dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin, harus mampu menyelaraskan antara sikap, perkataan dan ungkapan dengan tingkah laku yang diimplementasikan. Dalam artian, selalu jujur dan apa adanya. “Hanyuik nan kamaminteh, hilang nan kamancari, tarapuang nan kamangaik, tabanam kamanyalami.” Artinya Segala sesuatu yang tengah terjadi di lingkungan masyarakat, seorang pemimpin musti ikut serta dan turun tangan dalam memberikan solusi terbaik, serta memecahkan masalah yang ada dengan mufakat maupun bermusyawarah. “Guntiang nan dari Ampek Angkek, dibao urang ka Mandi Angin, dipinjam urang ka Biaro. Kok datang gunjiang jo upek, sangko sitawa jo sidingin, baitu pamimpin sabananyo.” Artinya Yang namanya pemimpin, pastilah menerima banyak sekali tanggapan dan masukan yang negatif dari rakyatnya. Untuk itu, mereka harus belajar menerima degan lapang dada dan kepala dingin, serta menyadari bahwa tiap-tiap orang memiliki pandangan berbeda. === Pepatah Minang Tentang Musyawarah Musyawarah merupakan salah satu jalan terbaik dalam memecahkan suatu persoalan, atau dalam konteks lain seperti menyusun pengadaan acara, perayaan tertentu, pembagian kerja bakti, kepentingan sosial dan lain sebagainya. Dengan bermusyawarah, setiap orang akan memiliki kesempatan untuk memberi masukan dengan mengajukan argumen atau pendapatnya, sehingga semua orang bisa mendengar ide dan gagasan-gagasan yang berbeda. Barulah kemudian diakhiri dengan memilih dan menyimpulkan argumen terbaik, dengan mempertimbangkan kesepakatan dan kemaslahatan bersama, dengan syarat mendapat persetujuan dari semua pihak. Di negara yang demokratis, melakukan musyawarah terlebih dahulu sangat dianjurkan dalam banyak hal. Dalam pepatah Minang juga dijelaskan betapa pentingnya bermusyawarah atau bermufakat, berikut beberapa diantaranya “Kateh nyatolah sapucuak, kabawah nyatolah saurek.” Artinya Tujuan bermusyawarah adalah untuk mendapatkan suatu kebulatan dari masyarakat, yang bersumber dari berbagai masukan dan pendapat, kemudian ditarik kesimpulan yang menjadi perencanaan terstruktur. “Data balantai papan licin balantai kulik” Artinya Suatu hasil kesimpulan dari mufakat harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat secara keseluruhan. Dengan begitu, pelaksanaan dari perencanaan akan berjalan dengan mulus dan sesuai harapan. “Bulek jantuang dek kalupak, bulek aia dek pambuluah.” Artinya Setiap kebijakan dan hasil akhir yang ditarik dari kegiatan musyawarah, harus sejalan dengan hukum, adat dan istiadat yang berlaku, tidak boleh menyimpang dan melanggar ketentuan yang ada. “Bulek ijan basuduik, picak ijan basandiang.” Artinya Dalam menentukan suatu Rumusan Masalah selepas musyawarah, jangan pernah ada paksaan dan keraguan. Pastikan semua lapisan masyarakat menyetujui dan menerimanya dengan hati yang tulus lagi iklhas. “Anjalai pamaga koto, tumbuah sarumpun jo ligundi, kalau pandai bakato kato, umpamo santan jo tangguli.” Artinya Seseorang yang mampu menyampaikan dan mengutarakan pendapatnya dalam bermusyawarah secara baik dengan tutur bahasa sopan, akan enak didengar dan dihargai penuh oleh semua orang. “Banyak diliek jauah bajalan, lamo hiduik banyak diraso. Kalau kito dalam parsidangan marah jo duko usah dipakai.“ Artinya Ketika berada dalam suatu rapat / musyawarah, jangan memperlihatkan wajah yang murung, karena terkesan tidak nyaman. Jangan pula menampakkan sifat marah, karena bisa dianggap kurang sopan. “Baguno lidah tak batulang, kato gadang timbangan kurang.“ Artinya Pepatah Minangkabau di atas menjelaskan kepada kita untuk berpikir terlebih dahulu sebelum mengajukan pendapat. Pertimbangkan dengan baik apakah argumen kita tersebut bisa membuat orang lain tersinggung atau tidak. “Bak bunyi aguang tatunkuik, samangaik layua kalinduangan.” Artinya Ketika ikut dalam suatu musyawarah, tidak perlu malu untuk mengajukan pendapat, jangan hanya diam saja. Kita juga harus teguh pendirian dengan argumen yang kita ajukan. “Bungkuak saruweh tak takadang, sangik hiduang tagang kaluan.“ Artinya Setiap pendapat ataupun nasehat orang lain itu harus dihargai, apalagi jika maksud dan tujuannya baik. Jangan keras kepala apalagi ketika kita tengah berada pada posisi yang salah. “Mancabiak baju didado, manapuak aia didulang.“ Artinya Peribahasa di atas menjelaskan kepada kita tentang betapa pentingnya berpikir sebelum berbicara. Jangan sampai omongan kita membuat malu diri kita sendiri setelahnya. === Pituah Minang Untuk Perempuan Dalam tradisi di suku Minangkabau, perempuan berada di posisi yang sangat istimewa, dijadikan sebagai simbol kehormatan dan ciri khas orang Minang di yang dikenal dengan nama “Bundo Kanduang”. Sehingga, tidak heran jika banyak sekali pepatah Minang tentang perempuan yang dikeluarkan oleh Ninik mamak, alim ulama hingga petinggi-petinggi tradisi adat disana. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut “Pabaiak lakuan, pa elok Taratik. Jikok datang laki dari jauah, sambuiklah jo muko manih, hidangkanlah minum jo makannyo.” Artinya Sebagai seorang perempuan, haruslah berbakti sepenuh hati kepada suaminya. Misalnya ketika dia pulang kerja, maka sambutlah dengan senyum, muka girang, serta persiapkan apa-apa saja yang ia butuhkan seperti makan dan minum. “Kok upiak nak pai ka pakan, mamintak izinlah dahulu bakeh inyo. Kok upiak naiak bendi, usahlah sabendi jo urang lain nan bukan dunsanak.” Artinya Ketika seorang istri hendak keluar rumah, kemanapun itu, jangan pernah luput dari izin suami. Jangan lupa juga untuk menjaga sikap dan pandangan ketika berada di tengah-tengah khalayak ramai, seperti menjaga jarak dengan yang bukan muhrim. “Kok padusi indak bamalu, jadi cacek saumua hiduik. Bak pintu indak bapasak, mudah rang maliang mamasukinyo. Bak parahu indak ba kamudi, biaso sasek dalam balayia.” Artinya Pepatah asal Minang di atas menjelaskan mengenai perihal malu. Malu yang dimaksud disini ialah kemampuan menjaga kehormatan dan ciri khas seorang perempuan muslimah, misalnya menjaga pandangan, membatasi pergaulan dengan lawan jenis dan semacamnya. “Oh upiak sibiran tulang, pagang bana pituah Bundo ko. Buhua dalam kabek pinggang, buruak urang dek lakunyo. Kok roman nan indak dapek diubah, tapi kok laku jo parangai lai dapek ba ubah.” Artinya Penilaian terhadap seorang wanita bisa tercermin dari tingkah laku dan sikapnya di keluarga hingga ke masyarakat sosial. Dengan berperilaku baik dan terpuji, semua orang akan menaruh rasa segan dan enggan untuk mengganggunya. “Kok basuo jo urang lain, kok duduak ditangah rami atau didalam alek jamu, caliak nan usah dipatinggi, mato usah dipailia. Pandang sakali lalu sajo, usahlah galak dipabahak.” Artinya Ketika berada di tengah-tengah keramaian, seorang perempuan harus mampu menjaga pandangan, lirikan mata dan gerak-geriknya. Jangan menonjolkan sikap yang seakan-akan mengundang perhatian berlebihan dari orang lain, terutama lawan jenis. “Lambak nan dari pado itu, sopan dan santun tak babateh, baso jo basi tak bahinggo, bia jo laki awak bana, janlah ilang baso basi.” Artinya Dalam menaungi biduk rumah tangga, seorang istri harus mampu menghibur suaminya dengan berbagai cara, salah satunya ialah berbasa-basi, namun harus dalam batas wajar dan menjaga kesopanan dalam bertutur kata maupun berperilaku. “Di pamanih muluik sarato kucindan murah juo handaknyo. Gadangkan junjungan Upiak ditangah rami, muliakan inyo dimuko rapek.” Artinya Ketika sudah menjadi istri, posisi suami adalah yang utama. Tempatkanlah ia di bagian terpenting meskipun sedang berkumpul bersama keluarga besar ataupun di tengah keramaian, sosok suami harus selalu dijunjung dan dimuliakan. “Paliekkan muko nan janiah. Karajokan jo ati nan suci. Kok barundiang samo gadang, kalamahannyo usah dibukakkan.” Artinya Ketika bertemu, mengobrol dan berkumpul bersama sanak famili, sahabat maupun Jiran tetangga, jangan pernah mempublikasikan aib-aib yang dimiliki suami, cukup kamu dan dia saja yang tahu. === Pituah Minang Untuk Laki-Laki Laki-laki yang berasal dari suku Minangkabau sangat terkenal dengan kepandaian dan kelihaian mereka dalam berdagang, berbisnis, bercocok tanam dan bergaul, itulah mengapa banyak sekali dari mereka yang merantau. Guna memberi arahan dan pedoman hidup ketika berada di negeri orang, tidak jarang para petinggi adat dan Ninik mamak memberikan pituah-pituah bijak pada putra mereka, diantaranya adalah sebagai berikut “Indak batanggang ba habih minyak Tak nyo bak siang ba habih hari Namuah batanyo rajin manyimak Kalau baraja sapanuah hati.” Artinya Sebagai calon kepala keluarga, jangan pernah putus asa dalam menuntut ilmu untuk mewujudkan hidup yang lebih baik, jangan malu untuk bertanya dan jangan pula enggan mendengarkan kala seseorang tengah menjelaskan suatu hal. “Hati lapang paham tak sampik Pandai maninbang jo manaka Walau batenggang di nan rumik Indak bakisa di nan bana.” Artinya Ketika diberi amanah dalam mengemban suatu pekerjaan, jangan beralih dari yang hak, tetap berpedoman pada ketentuan dalam agama. Peganglah prinsip kejujuran dan transparansi meski bekerja dengan siapapun dan latar yang beragam. “Di nan dalam tak bagalombang Di nan dangka nyo tak bariak Di sakik hiduik indak tagamang Ka nan kuaso inyo mamintak.” Artinya Ketika seorang laki-laki ditimpa masalah yang besar maupun kecil, cukup hanya Allah sebagai penolong dan pemberi jalan, bukan malah menyekutukan Dia dengan mempercayai hal-hal yang tidak baik atau terkesan musyrik. “Iman nyo taguah bapandirian Ba istiqamah ba tauhid pulo Dek kawan-kawan jadi panutan Rang kampuang sayang kasadoannyo.” Artinya Dalam menjalani hidup sebagai seorang laki-laki, jadilah orang yang dapat dipercaya, disenangi, dihormati kehadirannya dan selalu mendapat prasangka positif dari siapapun, baik itu karena kecerdasan, kejujuran maupun keadilan dalam setiap perlakuan. “Indak mangecek ba hati nan kusuik Muko nan janiah di nampakkan Walau harimau di dalam paruik Kambiang juo nan di kaluakan.” Artinya Tetaplah menjadi seorang laki-laki yang selalu sabar, tabah dan berpikir positif ketika orang-orang sedang bersikap tidak baik padamu, atau berusaha untuk menjauhimu. Tetap tampakkan senyum diwajah, perlakuan yang ramah dan menjaga kesopanan. “Kalau baragiah jo mambari ndak maharok baleh jaso Jariah nan indak di kana lai Bia Nan Satu manilai nyo.” Artinya Pepatah Minang diatas berarti Tidak semua perlakuan baik yang kita lakukan kepada orang lain bisa dihargai dan dihormati. Untuk itu, jika hal tersebut terjadi, tidak perlu berkecil hati, biarkan Allah SWT yang membalas kebaikan itu dan tetap berbuat baik setelahnya. “Indak barajo ka hati surang Basutan ka mato inyo tido Kayo katampek rang batenggang Cadiak ka bakeh rang batanyo.” Artinya Seorang laki-laki harus mampu menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Misalnya, ketika ingin meminta pertolongan mengenai ekonomi, maka mintalah kepada orang yang mempunyai harta berkecukupan. Begitu pula ketika ingin mengadukan suatu masalah atau ingin meminta pendapat, adukan dan mintalah kepada orang yang berilmu, atau mengerti mengenai hal tersebut dengan baik serta mampu memberikan solusi terbaik. “Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati.” Artinya Sebagai seorang laki-laki, jadilah orang yang mampu memimpin diri sendiri menuju arah yang lebih baik, bertindak sesuai kebenaran dan mampu menyelesaikan suatu masalah dengan mempertimbangkan segala hal hingga mendapatkan akhir yang diinginkan. “Anak ikan dimakan ikan gadang ditabek anak tenggiri Ameh bukan perakpun bukan budi saketek rang haragoi.” Artinya Puncak dari sebuah penghargaan kepada seorang laki-laki adalah berdasarkan perilaku, kebijakan dan Budi luhur yang dimilikinya, bukan berdasarkan harta, tahta maupun jabatan yang sedang emban. “Alah bauriah bak sipasin kok bakiek alah bajajak habih tahun baganti musim sandi Adat jangan dianjak.” Artinya Meski hampir seluruh aspek kehidupan telah dipengaruhi oleh modernisasi, seorang laki-laki harus mampu menerapkan prinsip-prinsip sesuai adat dan tradisi yang berlaku, bukan malah hanyut bersama alur modernisasi tersebut. === Akhir Kata Demikianlah, artikel mengenai Kumpulan Pepatah Minang Tentang Agama, Nasehat Kehidupan, Memilih Pemimpin, Musyawarah, untuk Wanita & Perempuan beserta Artinya. Semoga bisa bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan kita semua. Terima kasih. Ref
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menurut sejarahnya, orang-orang asal suku Minangkabau dikenal sebagai pemikir dan ahli sastra yang terkenal. Sebut saja Sutan Takdir Alisjabana, Hamka, Abdul Muis, Marah Rusli dan Chairil Anwar yang karyanya masih sering kita dengar hingga saat ini. Karya-karya mereka menjadi bagian dari sejarah sastra Indonesia yang dominan di masa penjajahan hingga masa awal kemerdekaan. Budaya masyarakat Minang yang egaliter membuat mereka berani mengemukakan pemikiran dan pendapatnya. Pemikiran-pemikiran mereka sebenarnya tidak hanya terbatas pada sastra saja, namun juga pada ungkapan dan pepatah yang mereka pakai sehari-hari. Ungkapan dan pepatah itu mencerminkan kehidupan dari masyarakat Minangkabau itu bulan Oktober 2019 silam, saya pernah berbincang dengan teman kuliah yang merupakan seorang perantau asal Padang Panjang, Sumatera Barat. Ia mengatakan, orang Minang selalu mengeluarkan kata-kata yang menganalogikan sesuatu atau mengibaratkan sesuatu. Biasanya yang dijadikan inspirasinya adalah alam sekitar tempat mereka tinggal. Bentang alam seperti persawahan dan pematang dijadikan sebuah analogi dalam sebuah ungkapan berikut misalnya, samo data sapematang jo sawah yang artinya “pematang tingginya sudah sama dengan sawah.” Ungkapan tersebut bermakna bahwa orang yang lebih muda sudah bersikap kurang sopan kepada orang yang lebih tua. Makna tersebut menyiratkan kehidupan orang Minang yang mengharuskan para pemuda taat dan menghormati para tetua. Relasi dengan alam tercurahkan dalam ungkapan dan pepatah. Sumber Cara berpikir orang Minang memang selalu menyertakan alam sekitar yang ia lihat sebagai inspirasi untuk memahami kehidupan. Pemikiran mereka tentang sesuatu akan sesuai dengan alam sekitar tempat mereka hidup. Hal itu tercermin dalam ungkapan satu ini, alam takambang jadi guru yang artinya “alam terbentang untuk dijadikan guru.” Maknanya ialah bahwa alam sekitar harus kita jadikan pembelajaran kehidupan. Ilmu tidak harus didapatkan dari jalur formal saja, tetapi dengan memahami alam sekitar juga dapat memberikan kita ilmu yang dalam kehidupan masyarakat Minangkabau diwariskan secara turun temurun lewat media obrolan dari mulut ke mulut, generasi ke generasi. Nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan itu menjadi pegangan bagi orang Minang dimana pun ia berada. Salah satu contohnya adalah ungkapan atau pepatah yang menjadi dasar budaya merantaunya orang bujang dahulu, di kampuang baguno balun yang artinya “laki-laki merantaulah dulu agar di kampung menjadi lebih berguna.” Kalimat tersebut bermakna bahwa seorang pemuda laki-laki alangkah baiknya atau malah diharuskan untuk pergi dari kampung halamannya, merantau ke daerah lain, mencari ilmu setinggi-tingginya dan jika sudah cukup ilmunya kembalilah ke kampung halaman dan aplikasikan ilmu yang didapat untuk membangun kampung halamannya menjadi jauh lebih baik. Pepatah tersebut biasanya diberikan oleh ayah/mamak kepada anak/kemenakannya yang sudah cukup umur dan dianggap dewasa. Bahkan untuk kehidupan di luar kampung halaman pun, orang Minang masih dibekali dengan sebuah ungkapan atau pepatah. Dimana bumi dipijak disinan langik dijunjuang yang artinya “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.” Maknanya ialah orang Minang harus bisa beradaptasi dengan adat istiadat setempat di wilayah yang yang mereka datangi dalam perantauan. Pepatah tersebut bisa dibilang sudah populer dan menjadi pegangan bagi perantau asal Minangkabau untuk meraih kesuksesan di wilayah masih banyak lagi ungkapan dan pepatah dari masyarakat Minangkabau yang mengandung pesan kehidupan. Jika ditelusuri, sebenarnya pepatah seperti, esa hilang dua terbilang, yang sering kita dengar ternyata berasal dari pepatah orang-orang Minang. Oleh karena itu, ungkapan dan pepatah dari masyarakat Minangkabau dapat juga kita jadikan sebuah pelajaran hidup dan pegangan sepatutnya kita saling menghargai kebudayaan masyarakat lain dan akan lebih baik jika mengenal dan mempelajarinya pula agar kita dapat mengetahui makna dibalik cara hidup juga Na Niarsik, Hidangan Ikan Kering dari Tanah Batak Lihat Sosbud Selengkapnya
pepatah minang tentang cinta 2010